30 Mei 2019

Ingin Menyapa, tapi....

Lama tak berjumpa.
Lama tak berbincang.
Lama tak becanda.
Lama pula tak bertukar kabar.

Aku ingin berjumpa denganmu.
Aku ingin berbincang denganmu.
Aku ingin becanda denganmu.
Aku juga ingin bertukar kabar denganmu.
Ingin sekali ku menyapi, tapi....

Aku takut mengganggumu.
Aku takut menginterupsimu.
Aku takut membuat moodmu memburuk.
Aku takut salah lagi, salah karena tidak sesuai dengan nilaimu.

Ah, saya ingin menyapamu.
Apa aku mampu menyapamu lagi?
Apa kamu mau menyapaku kembali?
Apa kamu bersedia bertukar kabar lagi denganku?
Apa kamu bersedia becanda lagi denganku?

Satu, yang selalu kurindukan adalah bertukar referensi musik dan lagu enak denganmu.

Tenang, aku masih ada di sini, tidak kemana-mana, kau tidak akan kehilanganku.

Tapi, apakah kamu masih ada di situ?

22 April 2019

Beda Nilai

Aku dengan paradigmaku
Kamu dengan paradigmamu

Aku dengan polaku
Kamu dengan polamu

Aku punya hak
Kamu punya hak

Aku dengan nilaiku
Kamu dengan nilaimu

Suatu kali, dirimu mengatakan tentang orang lain padaku pabila sudah beda nilai, apa yang mau diperjuangkan? toh sudah beda nilai, menyerah sajalah!

Kali ini, aku di posisi itu, posisi beda nilai. saat ku tanyakan apakah ini sudah selesai, dirimu tidak memberikan hitam dan putih.

Kenapa begitu sulit menolak?
Kenapa begitu sulit mengatakan kita memang tidak bisa bersama?
Kenapa begitu sulit mengatakan kamu bukan kriteriaku?
Kenapa begitu sulit mengatakan jangan ganggu aku lagi?
Kenapa?
Kenapa tidak bilang saja?

Aku bukan penafsir yang baik, terbukti sering kali aku salah menafsirkan maksud. Lalu, dirimu masih menyatakan maksud itu dengan kalimat yang tidak hitam dan putih.

Aku egois
Kamu egois
Kita egois

Oh iya, kamu tidak egois, kamu tidak akan mengakuinya. Kamu akan bilang hanya memegang nilai-nilai. Oke, aku kembali harus setuju lagi dan lagi. Tidak, aku tidak ingin mendebatmu karena memang dirimu tidak bisa didebat dengan segala nilaimu itu.

Sampai kapan begini? Apakah akan bertahan intensi ini? Ataukah memang sudah selesai semenjak dirimu bilang beda nilai sejak kala sebelumnya? Apakah beda nilai ini tidak bisa diiterasikan? Oh iya tidak ada iterasi kalo beda nilai. Baiklah.

Aku ingin mengubah kerangka berpikir ini, menjadi runtut, efektif, koheren, dan tidak menabrak norma-norma pribadi. Tapi, kalo sudah beda nilai begini ya untuk apa aku berubah? Kamu tak kudapat, aku menemukan yang lain yang mungkin tidak lebih bernilai dari dirimu.

Binar kita meredup....atau sudah hilang malahan?

Ah, ekspektasiku tidak sebesar usahaku memenangkan nilai-nilai itu memang. 
Beda nilai

19 April 2019

Nyatanya...

Nyatanya...
Saat hari ditunggu datang, keriuhan itu tidak juga hilang.

Nyatanya...
Saat hari itu tiba, kericuhan masih tetap menguak di banyak tempat.

Nyatanya...
Segala emosi yang tercurah, masih harus bersabar untuk menemukan akhirnya.

Nyatanya...
Segala kata-kata persatuan, hanya berbalas dengan anggapan kecurangan dan ketidakadilan.

Nyatanya...
Tidak lagi bertengkar karena berbeda, masih belum akan mereda.

Nyatanya...
Memilih atau tidak memilih, emosi tetap menggunung.

Nyatanya...
Segala ketentraman dalam hidup dan memihak, masih belum menemukan ujungnya.

Nyatanya...
Penemuan akan hari-hari yang tidak dipenuhi asumsi, masih belum akan bertemu pangkalnya.

Nyatanya...
Segala kemenangan dan kekalahan hanyalah omong kosong belaka, ribut masih saja ada.

Nyatanya...
Kita memang belum benar-benar siap untuk menghadapi apa yang terjadi setelah hari itu tiba.